Sunday, January 6, 2013

GANGGUAN PENDENGARAN

Mengetahui Adanya GANGGUAN PENDENGARAN

Berikut  beberapa ciri-ciri bahwa seseorang terindikasi GANGGUAN PENDENGARAN:
  • Ketika menonton televisi, ia membutuhkan volume lebih keras daripada yang lainnya?
  • Sering meminta orang untuk mengulang perkataannya?
  • Sering mendapat masalah memahami pembicaraan ketika di tempat bising seperti dipinggir jalan yang ramai atau orang lain berbicara pada saat yang bersamaan seperti di rumah makan dan sebagainya?
  • Adanya anggota keluarga anda/rekan kerja/teman-teman yang menanyakan “apakah anda mempunyai masalah pendengaran?”.
  • Merasa tertekan atau lelah ketika harus berbicara atau mendengar dalam waktu yang lama?
  • Merasa perlu duduk dekat pembicara agar dapat mengerti ketika meeting, acara keagamaan, atau ketika makan malam
  • Sering mengalami masalah pendengaran dan kesulitan mengerti apa yang orang katakan ketika tidak melihat secara langsung?
  • Sering menemukan kesulitan untuk melokalisasi sumber suara?

Setelah merasa banyak mengalami hal-hal tersebut maka sebaiknya dilakukan tes untuk mendapatkan kepastian apakah benar terganggu atau tidak. Ada beberapa metode atau cara yang biasa digunakan untuk melakukan tes gangguan pendengaran yakni Tes Audiometri, tes Otoskopi, Rinne, Bing dan Weber, Tes BERA dan Tes ASSR.
Untuk orang dewasa atau anak-anak berumur 6 tahun keatas dan bisa memberikan respon maka cukup memadai menggunakan tes Audiometri dan bisa lebih diyakinkan dengan tes otoskopi, rinne, bing dan weber. Namun untuk anak-anak yang belum bisa memberikan respon yakni yang belum bisa diajak untuk bekerja sama memberi tanda, tanggapan atau respon terhadap bunyi yang ia dengar maka harus menggunakan tes BERA. Sayangnya tes BERA ini tidak dapat menjelaskan frekuensi atau nada bunyi secara spesifik sehingga masih kurang jika dijadikan rujukan untuk menggunakan ALAT  DENGAR. Maka dianjurkan menggunakan tes ASSR agar lebih spesifik frekuensi yang di tes sehingga pemasangan ALAT DENGAR bisa lebih baik.







GANGGUAN PENDENGARAN dapat dibagi menjadi 4 (empat) tipe yakni : Konduktif, Sensori-neural, Sentral dan Campuran.
Tipe Konduktif
Tipe ini GANGGUAN PENDENGARAN yang disebabkan oleh kerusakan/ gangguan pada organ-organ di telinga luar dan telinga tengah. Beberapa gangguan tipe ini adalah :
1.      Cholesteatoma
Yakni sejenis tumor yang tumbuh di telinga bagian tengah yang kadang-kadang menembus gendang telinga menuju telingan bagian luar, biasanya disertai bau yang tidak enak.
2.      Cacat bentuk telinga
Cacat bentuk telinga ini dapat berwujud atresia (tertutup saluran telinga), cacat bentuk atau tidak adanya daun telinga, cauliflower ear, tumor, cysts dan sebaginya.
3.      Eksin atau Dermatitis
Kulit pada saluran telinga luar merah dan membengkak disertai rasa gatal dan pedih
4.      Gendang Telinga yang pecah atau berlubang
Gendang telinga pecah atau berlubang dapat disebabkan oleh infeksi, benda asing, tulang yang patah, suara letupan yang keras, benturan kepala atau tamparan yang keras pada telinga. Pada kasus pecah gendang telinga ini dapat disembuhkan dengan teknik operasi yang disebut tympanoplasty atau myringoplasty.
5.      Kotoran telinga, (cerumen atau ear wax) yang menyumbat saluran telinga
Pada kondisi normal kotoran telinga bisa keluar sendiri, namun kadang kotoran ini tidak bisa keluar sendiri lalu mengguumpal hingga menutup saluran telinga dan mengganggu pendengaran bahkan penderita bisa tidak mendengar sama sekali.
6.      Otitis Media (Surppurative)
Ini adalah infeksi pada telinga bagian tengah yang biasanya disebabkan oleh bakteri pada saat penderita sakit infeksi pernafasan atau demam.
7.      Non Surppurative Otitis Media
Penyakit atau GANGGUAN PENDENGARAN ini berupa cairan yang terdapat pada telinga bagian tengah atau Eustachian tube namun tidak mengandung bakteri melainkan hanya serum atau mucus.
8.      Aero Otitis Media
Aero otitis media merupakan cairan pada telinga tengah atau eutachian tube akibat Eustachian tube tidak membuka sebagaimana mestinya misalnya saat menyelam atau seudah perjalanan pesawat udara atau karena demam.
9.      Otosclerosis
Merupakan penyakit yang menyebabkan pengapuran pada dinding ruangan telinga bagian tengah, pengapuran ini mengeras dan akan menyebabkan stapes yang menempel pada oval window menjadi keras. Biasanya hal ini juga disertai tinnitus (telinga berdengin atau berisik). Penyakit atau GANGGUAN PENDENGARAN ini dapat disembuhkan dengan fenestration, stapes mobilization, dan stapedectomy (penggantian stapes dengan stapes tiruan berupa plastic atau baja yang ditempel gelfoam).

Tipe Sensori-Neural
Tipe ini merupakan GANGGUAN PENDENGARAN karena kerusakan pada telinga bagian dalam atau pada syaraf pendengaran. Hal ini juga biasa disebut nerve loss atau perceptive loss yang pada umumnya menyebabkan penderita kehilangan kepekaan pada frekuensi tinggi dan kesulitan dalam hal speech discrimination (kesulitan dalam membedakan ucapan) serta cendrung berbicara dengan keras. Tipe ini berbeda dengan tipe konduktif yang biasanya bisa ditangani secara medis dengan pengobatan atau operasi. Tipe Sensori-Neural justru sangat sulit hingga tidak memungkinkan untuk disembuhkan secara medis. Bahkan terkadang tidak dapat ditanggulangi dengan amplifikasi suara sekeras apapun karena tingkat kerusakan organ of corti yang sangat parah.
Pada tipe ini ada beberapa macam GANGGUAN PENDENGARAN :
1.      Recruitment
GANGGUAN PENDENGARAN yang hanya mampu mendengarkan suara dengan intensitas sedang, suara agak keras sedikit saja sudah tertahankan lagi oleh penderita gangguan ini.
2.      Presbycusis
Merupakan GANGGUAN PENDENGARAN yang dialami oleh orang-orang lanjut usia. Gangguan ini ada 4 jenis yakni sensorik (sel-sel rambut berkurang), neural (sel-sel neuron pada cochlea dan jaras audiotorik berkurang), jenis metabolic (fotensial mikrofonik berkurang) dan jenis mekanik (membrane basilaris yang kaku)
3.      Tinnitus
Telinga yang berdengung atau suara yang berfrekuensi tinggi
4.      Toksin, racun dan obat-obatan
Toksin yang dapat mengganggu pendengaran berasal dari penyakit seperti batuk rejan, measles, influenza, scarlet, mumps, meningitis dan encephalitis. Adapun obat-obat yang dapat menggangu pendengaran diantaranya quinine, streptomycin, neomycin dan kanamycin.
5.      Tipe congenital
Yakni GANGGUAN PENDENGARAN bawaan sejak lahir bisa karena penyakit turunan atau sebab lain seperti infeksi (seperti German-measles atau influenza) yang diderita ibunya saat kandungannya masih berusia muda.
6.      Syndrome Meniere
Ciri-ciri GANGGUAN PENDENGARAN ini perpaduan antara pusing, tinnitus dan hilang pendengaran, biasanya disebut juga endolymphatic hydrops. Penyebab gangguan ini belum dapat diketahui secara tepat.
7.      Acoustic Trauma
Yakni trauma akibat suara yang amat keras atau suara keras yang terus menerus terdengar dalam jangka waktu yang lama.
8.      Aphasia
Yakni gangguan dalam menangkap bahasa.


Tipe Central-Deafness
GANGGUAN PENDENGARAN ini disebut juga central auditory disorder, central-dysacusis atau receptive-aphasia bukan merupakan gangguan yang terjadi pada bagian-bagian telinga melainkan disebabkan kerusakan yang terjadi pada otak atau branstem karena tumor, abscess, brain-hemmorrhage, dsb.

Tipe Campur
Yakni GANGGUAN PENDENGARAN pada dua bagian telinga dan atau central sekaligus telinga bagian luar, tengah, bagian dalam dan otak atau branstem.
Disari dari Buku Basic of Audiometry and Hearing Aid Fitting dan berbagai sumber.


Perlu KONSULTASI, KUNJUNGAN KE RUMAH hubungi kami :
0852 6826 7816 (Mirzon)

0857 1970 9698 (Dede)
0813 8289 6572 (Nurdin)
282F5301 PIN BB 

Office : Margonda Raya No.1 D
            Telp. 021 9829 1331
            Depok Jawa Barat